Jumat, 22 Agustus 2014

MENGATASI KONFLIK RUMAH TANGGA

Banyak kasus dalam kehidupan keluarga yang semula dibentuk dengan rasa saling mencintai dan mengasihi akhirnya hancur karna kebencian dan kemarahan.Permasalahannya adalah ketika sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi bagi salah satu pasangan karna komunikasi yang kurang baik.Akhirnya rasa kesal yang dipendam kemudian menumpuk, berkembang menjadi amarah dan kemudian timbul rasa benci terus memuncak menjadi perceraian.Perceraian diambil sebagai jalan terakhir diambil sebagai akhir penyelesaian konflik rumah tangga. Perseraian bukanlah solusi yang baik dalam menyelesaikan konflik rumah tangga karna akan menimbulkan permasalahan baru, dan perceraian sangat dibenci oleh Allah walaupun ia menghalalkannya,

Mengapa Allah Swt Sangat Membenci Perceraian ?
Allah Swt sangat sangat membenci perceraian disebabkan karna perkawinan atau rumah tangga sangat penting sebagaimana firman Allah Swt dalam Al Quran; "Dan diantara tanda-tanda kekuasaa-Nya ialah Dia menciptakan untuk mu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikannya-Nya dan dijadikannya rasa kasih dan sayang,Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat yanda-tanda bagi kaum yang berfikir "(Qs.Al Rum[30].2)
Dalam riwayat-riwayat dari para  Imam Maksum, pernikahan memiliki manfaat yang sangat besar.Dalam hal ini Nabi Muhammad Saw bersabda ;" Tidak ada bangunan yang lebih dicintai disisi Allah Swt dalam agama Islam melebihi perintah untuk menikah."  Demikian juga disebutkan bahwa salah satu manfaat yang penting dalam pernikahan adalah memperbanyak dan melanggengkan keturunan anak Adam.

Wajarlah perceraian itu merusak sebenarnya merusak fondasi rumah tangga dan sebagai ikutannya merusak anggota keluarga. Anak-anak yang seharusnya mendapat kasih sayang  dari kedua orang tuanya akan kehilangan pengawasan dan perlindungan, Mereka akan lepas begitu saja tanpa pengawasan dan bimbingan orang tua. Banyak tindak amoral, susila dan kriminal dilakukan oleh anak-anak yang tidak mendapat kasih sayang dan pengawasan dari orang tua karna rumah tangga uang hancur.Perceraian juga sangat bertentangan dengan falsafah penciptaan manusia dan berbagai alasan lainnya, karna itu perceraian sangat dibenci oleh Allah Swt. Namun dalam hal ini perceraian yang dibenci oleh Allah adalah perceraian tanpa dalil dan alasan yang dibenarkan.

Adapun seseorang yang melakukan perceraian dengan dalil dan alasan yang dapat diterima, maka perbuatan ini bukanlah perbuatan yang dibenci dan ini merupakan  alternatif dalam memecahkan persoalan rumah tangga.

Kita perlu untuk mempertahankan kehidupan rumah tangga dengan berusaha untuk mempertahankan dan mempertahankan dengan memupuk rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan rumah tangga. 

Mengapa Timbul Rasa Benci Dalam Rumah Tangga?

1. Kurang Perhatian
Masalah-masalah yang ada dalam rumah tangga sering tidak diperhatikan bahkan dibiarkan begitu saja. Perselisihan dibiarkan begitu saja, perasaan kurang senang terhadap sikap salah satu pasangan dibiarkan begitu saja, sikap cuek, acuh tak acuh dan kasar terhadap pasangan dibiarkan menumpuk. Ini salah besar karena tiap hari masalah akan terus bertambah dan menumpuk dan bertambah runyam dan akhirnya pertengkaran tak dapat dihindari, sehingga masing-masing pihak akan saling tuding dan menghiasi hari-hari dalam rumah tanghga anda.

2. Tidak Bisa Menerima Kritik
Tidak semua orang bnisa menerima kritik, walaupun kritik itu bersifat membangun, Istri marah kalau dibilang kalau dibilang gendut, walaupun itu sebenarnya baik agar istri memperhatian bentuk tubuhnya.

3 Menghina Pasangan
Tanpa disadari sering kita mengucapkan kata-kata kasar yang menghina pasangan kita, ucapan" bodoh, tolol, gitu saja gak bisa, pesek loh" walaupun itu benar ucapan itu membuat pasangan akan merasa terinjak harga dirinya  dan menyinggung perasaan pasangan anda.

4.Diam Membisu
Bosan dengan pertengkaran dan ribut-ribut sikap yang diambil adalah diam membisu, Saling bertahan dengan pendapat masing-masing, merasa dirinya paling benar dibandingkan dengan pasangannya.'Biarkan saja situ, kalau dia yang perlu pasti dia yang datang orang saya gak salah kok ". Anda sering berkelit begitu, padahal pasangan anda juga bersikap seperti itu. Ia berpendapat paling benar, Ia enggan memulai pembicaraan dengan anda, Dengan masing-masing pihak mempertahankan egonya maka permasalahan akan semakin besar.

5.Dendam
Suatu hari pasangan anda ,elakukan kesalahan besar dan menurut anda tidak bisa untuk dimaafkan. Apapun bentuk pernyataan maaf tidak membuat hati anda luluh terhadapnya untuk membuka pintu maaf. Karan pintu maaf tidak terbuka untuk pasangan anda , maka ia mengulangi kembali perbuatannya.

6.Cemburu dan curiga
Cemburu adalah bentuk dari rasa cinta, tapi kalau cemburu yang berlebihan atau disebut dengan cemburu buta itu bisa merusak kehidupan rumah tangga. Karena akan menimbulkan pertengkaran.Rasa cemburi akhirnya menimbulkan kecurigaan terhadap pasangan anda telah melakukan perbuatan yang tidak baik padahal pasangan anda tidak melakukan perbuatan yang anda tuduhkan kepadanya.Ini menimbulkan perasaan tidak tenang dalam kehidupan anda. Pasangan anda yang selalu dicurigai telah melakukan perbuatan yang anda tuduhkan akhirnya akan melakukan perbuatan yang anda tuduhkan kepadanya.

7. Membanding Bandingkan
Banyak pasangan rumah tangga sering membanding bandingkan keluarganya dengan keluarga orang lain yang dianggap lebih baik dari rumah tangganya bahkan membandingkan pasangannya dengan mantan pacarnya dulu. Hal ini akan merusak keutuhan rumah tangga.

8. Mencari Pelarian
Mencari teman curhat dan pergi ketempat hiburan sering dilakukan oleh pasangan rumah tangga yang sedang konflik. Tujannya dengan pergi ketempat hiburan dan berbagi cerita kepada orang lain akan meringankan problem rumah tangga yang dihadapinya. Bisa saja ini merupakan jalan terbaik tetapi belum tentu orang yang kita jadikan teman curhat memiliki niat yang baik bisa saja mereka memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan dirinya. Persoalam bukan menjadi selesai bahkan bertambah runyam.
Bagai Mana Mengatasinya
1. Introfeksi Diri
Permasalahan tibul dari suatu hubungan biasanya melibatkan 2 orang atau lebih. Setiap kali timbul masalah, sebaiknya tanya diri sendiri, kemungkinan masalah itu timbul dari diri kita sendiri secepatnya segera lakukan perbaikan Ajak pasangan anda untuk intropeksi diri dan berjanji untuk melakukan perbaikan.
2. Lakukan Komunikasi
Bila terjadi konflok segera lakukan komunikasi dua arah dengan pasangan anda.Dengan komnikasi yang baik akan mengikis permasalahan yang ada. Memang sering terjadi komunikasi yang macet karna masing-masing pihak mempertahankan egonya.Apabila terjadi konflik anda dapat membinta bantuan kepada orangketiga  yang netral dan dan ahli 
3. Memaafkan
Menerima pasangan anda dengan segala kekuarangan dan kelebihannya, Berusaha untuk memenuhi  kebutuhan pasangan anda lebih baik dari pada menungu pasangan anda meminta kebutuhannya segera terpenuhi 
4. Mendekatkan Diri Kepada Allah Swt
Hiasilah kehidupan rumah tangga anda dengan nilai-nilai agama sehingga masing-masing pasangan memahami dan menyadari tanggung jawab dan hak dalam kehidupan rumah tangga.Demikianlah semoga bermafaat bagi kita semua, Amiin.



Minggu, 11 Mei 2014

DO'A MAU TIDUR

بِاسْمِكَ اللّهُمَّ أَحْيَاوَأَمُوتُ

Bismikaallahuma ahya wa amutu
Artunya : Dengan nama Allah aku hidup dan mati

Selasa, 06 Mei 2014

DO'A SESUDAH MAKAN



اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْنَ اَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Alhamdulillahiladzi ath’amana wa saqana wa ja alanaa minal muslimiin

Artinya :

Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan dan minum kepada kami dan jadikanlah kami sebagai orang-orang yang beriman


Dasarnya :
(HR. Abu Dawud no.3352, Ibnu Majah no.3274 dan At-Turmudzi)
& Kitab Al-Adzkaar An-Nawawy halaman 212

Sabtu, 03 Mei 2014

DOA SEBELUM MAKAN DAN MINUM



اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْماَ رَزَقْتَنَا
ALLOHUMMA BAARIK LANAA FIIMAA ROZAQTANAA
Ya Alloh berkahilah pada makanan yang telah Engkau rizkikan pada kami

وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
WA QINAA ADZAABAN NAAR
dan jagalah kami dari api neraka

بسم الله الرحمن الرحيم
BISMILLAAHIRRO_HMAANIRRO_HIIIM
Dengan menyebut Asma' Alloh yang Maha Pengasih lagi
رواه أبو داود
(HR Abu Dawud

Kamis, 01 Mei 2014

PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI INDONESIA


Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu syarat untuk lebih memajukan pemrintah ini, maka usahakan pendidikan mulai dari tingkat SD sampai pendidikan tinggi.
Pada intinya pendidikan itu bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi disini pendidikan hanya menekankan pada intelektual saja, dengan bukti bahwa adanya UN sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan tanpa melihat proses pembentukan karakter dan budi pekerti anak.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terkenal dengan keanekaragamannya. Sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah ruah. Selain sumber daya alamya, Indonesia juga kaya akan sumber daya manusianya. Penduduk indonesia saat ini berjumlah 240 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49 %/ tahun. Dinilai dari jumlah penduduknya, Indonesia menduduki peringkat 4 di dunia.
Jumlah sumber daya manusia di Indonesia memang melimpah ruah namun tidak diimbangi dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Masalah ini yang membuat negara Indonesia masih harus bekerja keras untuk mencapai tangga kesuksesan. Padahal Negara Indonesia dituntut untuk menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas guna mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki negara ini. Pembangunan negara tidak hanya dilihat dari peningkatan ekonominya saja tetapi bagaimana kualitas sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan indikator penting dalam menunjang kesuksesan suatu negara. Hal ini perlu menjadi prioritas penting bagi pemerintah untuk segera diselesaikan.



Upaya untuk membangun sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang relatif ringan. Hal ini di sebabkan dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Kita masih menghadapi sejumlah  masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya, ada beberapa masalah internal pendidikan yang dihadapi, antara lain sebagai berikut.

  1. Rendahnya pemerataan kesempatan belajar (equity) disertai banyaknya peserta didik yang putus sekolah, serta banyaknya lulusan yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini identik dengan ciri-ciri kemiskinan.
Data dari Mendikbud menyebutkan bahwa pada tahun 2007, dari 100 persen anak-anak yang masuk SD, yang melanjutkan sekolah hingga lulus hanya 80 persennya, sedangkan 20 persen lainnya harus putus sekolah. Dari 80 persen siswa SD yang lulus sekolah, hanya 61 persennya yang melanjutkan sekolah ke jenjang SMP       sekolah yang setingkat lainnya. Kemudian setelah itu hanya 48 persen yang akhirnya lulus sekolah. Sementara itu, 48 persen yang lulus dari jenjang SMP hanya 21 persennya saja yang melanjutkan ke jenjang SMA. Sedangkan yang bisa lulus jenjang SMA hanya sekitar 10 persen. Persentase ini menurun drastis dimana jumlah anak-anak yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi tinggal 1,4 persen saja.
Walaupun pemerintah mengucurkan bantuan operasional sekolah mulai dari tingkat SD sampai SMA namun tidak dapat menekan angka putus sekolah hal ini disebabkan tingginya biaya personal anak yang harus ditanggung orang tua.
Berdasarkan laporan dari departemen Pendidikan dan Kebudayaan, setiap menit ada empat anak yang harus putus sekolah. Sementara itu, menurut Pengamat Pendidikan, Muhammad Zuhdan, sebagaimana dilansir suaramerdeka.com, 09/03/2013, mengatakan bahwa tahun 2010 tercatat terdapat 1,3 juta anak usia 7 – 15 tahun di Indonesia terancam putus sekolah. Tingginya angka putus sekolah ini, salah satunya akibat mahalnya biaya pendidikan. Tentu saja kondisi ini sangat memprihatinkan, mengingat bahwa seluruh anak di Indonesia harus memperoleh pendidikan dasar minimal 12 tahun ( jenjang SD – SMA ).
  1. Rendahnya mutu akademik terutama penguasaan ilmu pengetahuan alam (IPA), matematika, serta bahasa terutama bahasa inggris padahal penguasaan materi tersebut merupakan kunci dalam menguasai dan mengembangkan iptek.
Pencapaian prestasi belajar siswa Indonesia di bidang sains dan matematika, menurun. Siswa Indonesia masih dominan dalam level rendah, atau lebih pada kemampuan menghafal dalam pembelajaran sains dan matematika.
Demikian  hasil Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011. Penilaian yang dilakukan International Association for the Evaluation of Educational Achievement Study Center Boston College tersebut, diikuti 600.000 siswa dari 63 negara.
Untuk bidang Matematika, Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara yang siswanya dites. Skor Indonesia ini turun 11 poin dari penilaian tahun 2007.
Pada TIMSS matematika kelas VIII tersebut, peringkat pertama diraih siswa Korea (613), selanjutnya diikuti Singapura. Nilai rata-rata yang dipatok 500 poin.
Adapun bidang sains, Indonesia berada di urutan ke-40 dengan skor 406 dari 42 negara yang siswanya dites di kelas VIII. Skors tes sains siswa Indonesia ini  turun 21 angka dibandingkan TIMSS 2007.
Wono Setyabudhi, dosen matematika dari Institut Teknologi Bandung, mengatakan, pembelajaran matematika di Indonesia memang masih menekankan menghapal rumus-rumus dan menghitung. Bahkan, guru pun otoriter dengan keyakinannya pada rumus-rumus atau pengetahuan matematika yang sudah ada.
"Padahal, belajar matematika itu harus mengembangkan logika, reasoning, dan berargumentasi. Sekarang ditambah malah harus bisa meyakinkan orang lain. Ini tidak pernah dikembangkan dalam pendidikan Matematika di sekolah," kata Wono.
  1. Rendahnya efisiensi internal karena lamanya masa studi melampaui waktu standart yang sudah ditentukan.
Permasalahannya disini adalah pendidikan di Indonesia memiliki rentang waktu yang sangat lama dibandingkan negara-negara lain tetapi, hal tersebut tidak efisien, seperti pelaksanaan pada sekolah-sekolah formal, mereka bisa menggunakan waktu hampir 45 jam per minggu atau kegiatan harian yang dimulai dari jam 7.00 sampai dengan 16.00. Sehingga mengakibatkan peserta didik jenuh dan kelelahan dan tidak mempunyai waktu untuk kegiatan pengembangan diri lainnya. Jika mau mencontoh negara-negara yang program pendidikannya sudah baik seperti Finlandia yang hanya mempunyai jam belajar sedikit tetapi menggunakan waktu seefisien mungkin. Di Finlandia hanya menggunakan waktu 30 jam per minggu untuk melakukan pembelajaran di sekolah formal. Efisiensi terlihat dalam kegiatan pembelajaran sekolah Finlandia yang sangat  optimal dalam menggunakan waktu, kegiatan pembelajaran juga didukung dengan ketuntasan belajar yang tinggi. Sekolah di Finlandia tidak ada perbedaan antara sekolah unggulan dengan sekolah biasa, semua siswa ditempatkan di kelas yang sama tanpa melihat perbedaan kemampuan siswa, jika ada siswa yang belum mahir dengan suatu pelajaran, tenaga pengajar atau guru akan menjelaskan sampai semua siswa mengerti.

  1. Rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan yang disebut dengan relevansi pendidikan, yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga terdidik yang cenderung terus meningkat.
Rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia di era globalisasi dewasa ini telah menjadi salah satu isu sentral di masyarakat. Daya saing tenaga kerja Indonesia di tingkat internasional relatif rendah, dan di tingkat Nasional menurut kalangan industri tenaga kerja kita yang merupakan lulusan lembaga-lembaga pendidikan menengah dan lulusan perguruan tinggi di nilai belum siap kerja. Institute of Management Development (IMD) Competitive Center mengemukakan bahwa peringkat daya saing Indonesia tahun 2009 menempati urutan ke 42 dari 57 negara-negara utama dunia yang di nilai (www.imd.ch/wcy09). Kondisi ini menunjukan adanya peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2008 yang menempati urutan ke 51. Namun demikian Indonesia masih berada di bawah India, Thailand, China dan Malaysia.

  1. Terjadi kecenderungan menurunnya akhlak dan moral yang menyebabkan lunturnya tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial, seperti terjadinya tawuran pelajar dan kenakalan remaja. Dalam hal ini pendidikan agama menjadi sangat penting menjadi landasan akhlak dan moral serta budi pekerti yang luhur perlu diberikan kepada peserta didik sejak dini. Dengan demikian, hal itu akan menjadi landasan yang kuat bagi kekokohan moral dan etika setelah terjun ke masyarakat. Masalah-masalah diatas erat kaitanya dengan kendala seperti keadaan geografis, demografis, serta sosio-ekonomi besarnya jumlah penduduk yang tersebar diseluruh wilayah geografis Indinesia cukup luas. Kemiskinan juga merupakan salah satu kendala yang memiliki hubungan erat dengan masalah pendidikan. Rendahnya mutu kinerja sistem pendidikan tidak hanya disebabkan oleh adanya kelemahan menejemen pendidikan tingkat mikro lembaga pendidikan, tetapi karena juga menejemen pendidikan pada tingkat makro seperti rendahnya efisiensi dan efektivitas pengolahan sistem pendidikan. Sistem dan dan tata kehidupan masyarakat tidak kondusif yang turut menentukan rendahnya mutu sistem pendidikan disekolah yang ada gilirannya menyebabkan rendahnya mutu peserta didik dan lulusannya. Kebijaksanaan dan progran yang ditujukan untuk mengatasi berbagai permasalahan di atas, harus di rumuskan secara spesifik karena fenomena dan penyebab timbulnya masalah juga berbeda-beda di seluruh wilayah Indonesia.
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Kebudayaan (BPSDMPK) dan Peningkatan Mutu Pendidikan (PMP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Syahwal Gultom, mengakui mutu dan kualitas guru di Tanah air saat ini sangat rendah berdasarkan  hasil uji kompetensi yang dilakukan selama tiga tahun terakhir buruknya hasil Ujian Nasional (UN) pada beberapa provinsi uga sebagai salah satu indikator rendahnya kualitas guru. Banyak guru yang tidak memahami substansi keilmuan yang dimiliki maupun pola pembelajaran yang tepat diterapkan kepada anak didik. Dia mencontohkan dari sisi kualifikasi pendidikan, hingga saat ini dari 2,92 juta guru, baru sekitar 51 persen yang berpendidikan S-1 atau lebih, sedangkan sisanya belum berpendidikan S-1.

Begitu pun dari persyaratan sertifikasi hanya 2,06 juta guru atau sekitar 70,5 persen guru yang memenuhi syarat. Sedangkan 861.67 guru lainnya belum memenuhi syarat sertifikasi, yakni sertifikat yang menunjukkan guru tersebut profesional.

Ada banyak masalah yang harus dibenahi dalam persoalan guru. Selain jenjang pendidikan yang belum memadai, kompetensi guru juga masih bermasalah. Saat dilakukan tes terhadap guru semua bidang studi, rata-rata tak sampai 50 persen soal yang bisa dikerjakan,