Masa lalu memiliki banyak kenangan bagi seseorang, ada masa lalu yang suram ada masa lalu yang gemilang. Banyak orang memandang masa lalu, seolah-olah tidak ada masa depan dalam pandangannya. Tiap hari dalam hidupnya menangisi dan menyesali masa lalunya.
Jangan tangisi nasi yang telah menjadi bubur, tapi ubahlah bubur itu menjadi santapan yang melezatkan dan memberi kekuatan bagi kita untuk bangkit berkarya. Orang yang cerdas akan mengubah kerugian menjadi keuntungan, sedangkan orang bodoh akan membuat dua bencana dari satu musibah.
Bencana dapat menimpa bila kita lemah menghadapi masa kini dan menyibukkan diri dengan masa lalu. Kita menyia-nyiakan keindahan istana yang kita miliki dan mempertaruhkan semuanya demi sebuah penampilan masa lalu yang telah usang.
Ingat angin akan terus berhembus kedepan, air mengalir kedepan, mausia berjalan kedepan, maka jangan kita menyalahi hukum kehidupan. Banyak orang bangkit dari keterpurukan dan sukses karena tidak hanyut oleh kesedihan dari kegagalan masa lalu. Disini saya akan mengambil kisah seorang Bob Sadino seorang pengusaha sukses yang selalu bercelana pendek.
Bob Sadino anak orang kaya yang memiliki warisan kekayaan dari orang tuanya. Ia Berkeliling dunia setelah menjual semua kekayaan orang tuanya. Akhirnya menetap di Belanda dan bekerja di Djakarta Loyd dengan penghasilan besar. Tapi karna rindu kampung halamannya di Indonesia ia pulang bersama istri dan 2 anaknya. Getirnya kehidupan mulai dialaminya setelah kembali ke Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya Bob pernah bekerja sebagi supir dan kuli bangunan dengan upah Rp.100 per hari.Namun Bob teteap bertekad untuk tidak menjadi karyawan dan diperintah atasan.
Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan Kemang sepi, masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan, Bob sendiri sopirnya.
Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi berita kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. ''Hati saya ikut hancur,'' kata Bob. Kehilangan sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan. Padahal, kalau ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris di luar negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras, ''Sayalah kepala keluarga. Saya yang harus mencari nafkah.''
Suatu hari, temannya Sri Mulyono Herlambang memberikan 50 ayam ras untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusiapun juga bisa.
Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.
Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks dan usaha dibidang peternakan perkebunan.
Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.
Haji yang berpenampilan nyentrik ini, penggemar berat musik klasik dan jazz. Saat-saat yang paling indah baginya, ketika shalat bersama istri dan dua anaknya.
Kisah hidup Bob Sadino merupakan insfirasi bagi kita yang terpuruk untuk bangkit kembali. Jangan tangisi masa lalu, tapi tataplah masa depan.
“Terimalah semua yang telah Allah berikan kepadamu dan jadilah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”.(QS.al A'raf[7]:144)
“Setan menjanjikan kamu (menakut-nakuti)kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir) sedangkan Allah menjadikan untukmu ampunan dari-Nya dan karunia.”(QS.al-Baqarah[2]:268)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar