Sebelum tahun 1883 sarana
perhubungan di Tanah Deli masih sangat minim dan sederhana, Angkutan
yang ada hanyalah kereta lembu dan sado, sehingga hubungan satu kota
ke kota lainnya sangat sulit dilakukan dengan menggunakan jalan
darat. Angkuta umumnya menggunakan jalan laut atau sungai dengan
menggunakan sampan. Ini dapat dibuktikan kampung-kampung lama di kota
Medan atau Tanah Deli hampir seluruhnya terletak dipesisir laut atau
sungai.
Hubungan perdagangan
dengan daerah pegunungan atau pedalaman dilakukan dengan menggunakan
Kereta lembu atau kuda yang menyulitkan lagi tidak adanya jembatan
sehingga untuk melintasi sungai kereta lembu atau sado di naikkan
keatas rakit, atau pejalan kakai terpaksa berenang untuk menuju
keseberang bila tidak ada rakit.
Keadaan ini terus
berlangsung sampai kedatangan Belanda dan baru 1883 pemerintah
kolonial Belanda membangun jalur kereta api. Sehingga mempercepat
hubungan antar daerah.Inisiatif pertama untuk membangun jalur kereta
api datang seorang Belanda Cremmer Manager Deli Mij. Kemudian Deli
Mij memperoleh konsesi dari pemerintah Belanda untuk membuka jalur
kereta api dari Medan-Belawan, Medan-Deli Tua, Medan-Timbang Langkat
(Binjai). Dalam tahun 1883 itu juga yaitu bulan Juni konsesi ini
dialihkan oleh Deli Mij kepada perusahaan Deli Spoorweg Mij (DSM),
yang juga didirikan oleh Deli Mij. Tahun-tahun berikutnya kereta api
di Tanah Deli makin berkembang.
Perkembangan angkutan di
kota Medan terus berkebang dengan pesat menggantikan angkutan umum
lama yang dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman.
Namun kita perlu mengetahui angkutan
yang pernah ada di kota Medan tersebut diantaranya :
1. Kereta Lembu/Sado
yang pernah ada di kota Medan tersebut diantaranya :
1. Kereta Lembu/Sado
Sado dan Kereta Lembu
merupakan angkutan yang sangat berperan dalam sarana transportasi
antar kota di Tanah Deli. Angkutan ini digunakan oleh Kolonial
Belanda dalam mengangkut kuli kontra dari pelabuhan Belawan menuju
daerah-daerah perkebunan di Sumatera Timur sebelum ada kereta
api.Beberapa bekas kuli kontrak menceritakan bahwa mereka diangkut
dengan kereta lembu dari Belawan ke Binjai, Asahan, Siantar dengan
sais kereta lembu umumnya adalah orang-orang keling.berhari-hari baru
mereka sampai ke daerah perkebunan untuk dipekerjakan sebagai kuli
kontrak.Begitu juga hasil perkebunan diangkut dengan kereta lembu ke
pelabuhan Belawan.
Angkutan ini bertahan di
kota Medan sampai tahun 1950 an terutama sado, sedangkan kereta lembu
sampai tahun 1970an masih digunakan dikota Medan khususnya didaerah
pinggiran untuk menarik barang. Kemudian angkutan umum ini hilang
dan hanya ditemukan di daerah wisata khusunya sado dan kereta lembu
masih digunakan di daerah pedesaan./
2. Bemo
Mobil ini di buat oleh
Daihatsu di Jepang yang diperuntukkan sebagai angkutan barang, namun
di Indonesia digunakan sebagai angkutan penumpang untuk menggantikan
becak. Setalah Daihatsu sudah tidak menproduksi kembali bemo maka
para pemilik mengalami kesulitan dalam mendapatkan suku cadang. Suara
yang bsing dan asap yang keluar dari kenalpot serta kemacetan yang di
timbulkan oleh bemo maka akhirya bemo juga dihapuskan dikota Medan.
3. Toyoku
Penampilannya hampir mirip dengan Bajaj, polusi dan bisingnya pun
bagai pinang dibelah dua. Itulah Toyoko, kendaraan roda tiga dari
Jepang yang kedatangannya di tahun 1990 turut meramaikan jalanan
kota Medan. Mesin Toyoko dibuat di Jepang, dengan ukuran 100 – 165
cc, tetapi kendaraan yang satu ini mengalami perakitan di Bandung.
Angkutan ini akhirnya hilang
dikota Medan karena kalah bersaing dengan angkutan umum Sudaco dan
Becak bermotor.
4. Bus Umum
4. Bus Umum
Bus
umum juga turut meramiakan angkutan umum di kota Medan , seperti Bus
Setia, Budi , Pelita dan DAMRI untuk jurusan Medan-Belawan PP. Bahkan
pernah beroperasi di Medan Bus DAMRI bertingkat jurusan Medan –
Binjai, namun akhirnya hilang karena sudah terlalu tua tidak ada
peremajaan Bus-Bus tersebut hilang dari kota Medan . Bus- angkutan
umum kalah bersaing dengan sudaco. Selain itu ada juga Bus merek Desa
Maju dan Povri juga sudah tidak kelihatan di kota Medan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar