Selasa, 19 Maret 2013

BALAI KOTA MEDAN

Gedung Balai Kota Medan masa kolonial


Gedung Balai kota Medan adalah satu dari puluhan gedung peninggalan kolonial Belanda yang berarsitektur Eropa dan masih tersisa hingga sekarang di tengah gedung-gedung bertingkat di kota Medan. Gedung ini dibangun pada tahun 1906 oleh arsitek bernama Hulswit. Gaya arsitektur Eropanya sungguh anggun dan menyisakan kenangan akan masa lampau. Gedung kebanggan kota Medan dan menjadi ikon kota Medan. Gedung ini memiliki nilai historis yang tak ternilai, telah melampaui berbagai zaman sejak kolonial Belanda sampai zaman revolusi.
Gedung ini telah menjadi saksi peristiwa-peristiwa yang terjadi di kota Medan, dari jaman kolonial Belanda, Jepang, hingga saat ini. Dulunya gedung balai kota ini sering dimanfaatkan oleh pemerintah Belanda, sebagai gedung pertemuan para petinggi Belanda yang ada di Medan. Namun setelah pemerintahan Belanda lengser, gedung itu mulai tak terawat, bahkan pada masa penjajahan Jepang, bangunan tua itu sempat akan dihancurkan.
                                                 Hotel Aston dibelakang Gedung Balai Kota

Gedung yang bercat putih ini pernah mengalami perbaikan pada tahun 1923. Dulunya tempat ini sempat menjadi kantor walikota Medan dimulai pada tahun 1945 walikota Mr. Luat Siregar dan hanya hingga tahun 1990 adalah haji Agus Salim Rangkuty segera setelah gedung baru kantor walikota usai dibangun. Kini Gedung Balai Kota Medan merupakan salah satu objek wisata sejarah bagi orang-orang pecinta bangunan tua, pengunjung bebas masuk untuk menikmati keindahan gedung putih ini dibelakangnya berdiri bagunan hotel yang

Jumat, 25 Januari 2013

UNTUK APA PERINGATAN MAULID NABI

Setiap memasuki bulan Rabiulawal tahun Hijriyah tanggal 12 umat Islam diberbagai daerah di Indonesia dan belahan dunia merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Padahal Nabi Muhammad SAW tidak pernah menganjurkan atau meminta kepada umatnya untuk merayakan hari kelahirnnya. Begitu juga para sahabat Nabi yang begitu dekat dan cintanya kepada Nabi Muhammad SAW yang sama-sama berjuang menegakka aqidah Islam tidak pernah merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW mulai diperingati sejak masa kekuaan Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak pada masa pemerintahan Sultan Salhuddin Al-Ayubi (1138-1193). Adapula yang berpendapat bahwa idenya justru berasal dari Sultan Salahuddin sendiri.
Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem dan sekitarnya.


Tradisi memperingati Maulid Nabi menimbulkan berbagai silang pendapat anara golongan yang memperbolehkan dan yang menentang peringatan Maulid karna dianggap bid”ah.bahkan di Pakistan pada tahun 2006 peringatan Maulid menimbulkan korban karna golongan yang menentang peringatan Maulid memasang bom diacara peringatan Maulid.

Peringatan Maulid yang kita rayakan setiap tahun merupakan wujud rasa cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW dan rasa syukur kita kepada Allah SWT yang telah mengutus Muhammad sebagai Rahmatanli'alamin.

Ibnu Hajar al-Asqolani dalam Kitab Fatawa Qubro menjelaskan:

Asal  melakukan maulid adalah bid’ah, tidak diriwayatkan dari ulama salaf dalam tiga abad pertama, akan tetapi didalamnya terkandung kebaikan-kebaikan dan juga kesalahan-kesalahan. Barangsiapa melakukan kebaikan di dalamnya dan menjauhi kesalahan-kesalahan, maka ia telah melakukan bid’ah yang baik (bid’ah hasanah). Saya telah melihat landasan yang kuat dalam hadist sahih Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah s.a.w. datang ke Madinah, beliau menemukan orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura, maka beliau bertanya kepada mereka, dan mereka menjawab:”Itu hari dimana Allah menenggelamkan Firaun, menyelamatkan Musa, kami berpuasa untuk mensyukuri itu semua. Dari situ dapat diambil kesimpulan bahwa boleh melakukan syukur pada hari tertentu di situ terjadi nikmat yang besar atau terjadi penyelamatan dari mara bahaya, dan dilakukan itu tiap bertepatan pada hari itu. Syukur bisa dilakukan dengan berbagai macam ibadah, seperti sujud, puasa, sedekah, membaca al-Qur’an dll. Apa nikmat paling besar selain kehadiran Rasulullah s.a.w. di muka bumi ini. Maka sebaiknya merayakan maulid dengan melakukan syukur berupa membaca Qur’an, memberi makan fakir miskin, menceritakan keutamaan dan kebaikan Rauslullah yang bisa menggerakkan hati untuk berbuat baik dan amal sholih. Adapun yang dilakukan dengan mendengarkan musik dan memainkan alat musik, maka hukumnya dikembalikan kepada hukum pekerjaan itu, kalau itu mubah maka hukumnya mubah, kalau itu haram maka hukumnya haram dan kalau itu kurang baik maka begitu seterusnya”.

Begitu juga Al-Hafidz al-Iraqi dalam kitab Syarh Mawahib Ladunniyah mengatakan
Melakukan perayaan, memberi makan orang disunnahkan tiap waktu, apalagi kalau itu disertai dengan rasa gembira dan senang dengan kehadiran Rasulullah s.a.w. pada hari dan bulan itu. Tidaklah sesuatu yang bid’ah selalu makruh dan dilarang, banyak sekali bid’ah yang disunnahkan dan bahkan diwajibkan”.
Alalah menganjurkan kepada kita untuk bergembira atas karunia dan rahmat yang diberikan Nya kepada kita .

قُلْ بِفَضْلِ اللّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (QS.Yunus: 58).


Kita dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW kita seharusnya mengisi berbagai kegiatan yang menunjukkan rasa syukur kita kepada Allah SWTdengan berbagai kegiatan yang lebih bermanfaat bagi kepentingan Umat Islam dan juga syiar agama Islam.

ANGKUTAN UMUM YANG TELAH HILANG DI KOTA MEDAN

Sebelum tahun 1883 sarana perhubungan di Tanah Deli masih sangat minim dan sederhana, Angkutan yang ada hanyalah kereta lembu dan sado, sehingga hubungan satu kota ke kota lainnya sangat sulit dilakukan dengan menggunakan jalan darat. Angkuta umumnya menggunakan jalan laut atau sungai dengan menggunakan sampan. Ini dapat dibuktikan kampung-kampung lama di kota Medan atau Tanah Deli hampir seluruhnya terletak dipesisir laut atau sungai.

Hubungan perdagangan dengan daerah pegunungan atau pedalaman dilakukan dengan menggunakan Kereta lembu atau kuda yang menyulitkan lagi tidak adanya jembatan sehingga untuk melintasi sungai kereta lembu atau sado di naikkan keatas rakit, atau pejalan kakai terpaksa berenang untuk menuju keseberang bila tidak ada rakit.

Keadaan ini terus berlangsung sampai kedatangan Belanda dan baru 1883 pemerintah kolonial Belanda membangun jalur kereta api. Sehingga mempercepat hubungan antar daerah.Inisiatif pertama untuk membangun jalur kereta api datang seorang Belanda Cremmer Manager Deli Mij. Kemudian Deli Mij memperoleh konsesi dari pemerintah Belanda untuk membuka jalur kereta api dari Medan-Belawan, Medan-Deli Tua, Medan-Timbang Langkat (Binjai). Dalam tahun 1883 itu juga yaitu bulan Juni konsesi ini dialihkan oleh Deli Mij kepada perusahaan Deli Spoorweg Mij (DSM), yang juga didirikan oleh Deli Mij. Tahun-tahun berikutnya kereta api di Tanah Deli makin berkembang.

Perkembangan angkutan di kota Medan terus berkebang dengan pesat menggantikan angkutan umum lama yang dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Namun kita perlu mengetahui angkutan
yang pernah ada di kota Medan tersebut diantaranya :
1. Kereta Lembu/Sado



Sado dan Kereta Lembu merupakan angkutan yang sangat berperan dalam sarana transportasi antar kota di Tanah Deli. Angkutan ini digunakan oleh Kolonial Belanda dalam mengangkut kuli kontra dari pelabuhan Belawan menuju daerah-daerah perkebunan di Sumatera Timur sebelum ada kereta api.Beberapa bekas kuli kontrak menceritakan bahwa mereka diangkut dengan kereta lembu dari Belawan ke Binjai, Asahan, Siantar dengan sais kereta lembu umumnya adalah orang-orang keling.berhari-hari baru mereka sampai ke daerah perkebunan untuk dipekerjakan sebagai kuli kontrak.Begitu juga hasil perkebunan diangkut dengan kereta lembu ke pelabuhan Belawan.


Angkutan ini bertahan di kota Medan sampai tahun 1950 an terutama sado, sedangkan kereta lembu sampai tahun 1970an masih digunakan dikota Medan khususnya didaerah pinggiran untuk menarik barang. Kemudian angkutan umum ini hilang dan hanya ditemukan di daerah wisata khusunya sado dan kereta lembu masih digunakan di daerah pedesaan./
   
2. Bemo
Bemo adalah singkatan dari "becak motor" dan merupakan kenderaan bermotor roda tiga yang biasanya digunakan sebagai angkutan umum di Indonesia. Bemo mulai dipergunakan di Indonesia pada awal tahun 1962 pertama-tama di Jakarta dalam kaitannya dengan Ganefo.
Mobil ini di buat oleh Daihatsu di Jepang yang diperuntukkan sebagai angkutan barang, namun di Indonesia digunakan sebagai angkutan penumpang untuk menggantikan becak. Setalah Daihatsu sudah tidak menproduksi kembali bemo maka para pemilik mengalami kesulitan dalam mendapatkan suku cadang. Suara yang bsing dan asap yang keluar dari kenalpot serta kemacetan yang di timbulkan oleh bemo maka akhirya bemo juga dihapuskan dikota Medan.
 
3. Toyoku

Penampilannya hampir mirip dengan Bajaj, polusi dan bisingnya pun bagai pinang dibelah dua. Itulah Toyoko, kendaraan roda tiga dari Jepang yang kedatangannya di tahun 1990 turut meramaikan jalanan kota Medan. Mesin Toyoko dibuat di Jepang, dengan ukuran 100 – 165 cc, tetapi kendaraan yang satu ini mengalami perakitan di Bandung. 

 
Angkutan ini akhirnya hilang dikota Medan karena kalah bersaing dengan angkutan umum Sudaco dan Becak bermotor.


4. Bus Umum

Bus umum juga turut meramiakan angkutan umum di kota Medan , seperti Bus Setia, Budi , Pelita dan DAMRI untuk jurusan Medan-Belawan PP. Bahkan pernah beroperasi di Medan Bus DAMRI bertingkat jurusan Medan – Binjai, namun akhirnya hilang karena sudah terlalu tua tidak ada peremajaan Bus-Bus tersebut hilang dari kota Medan . Bus- angkutan umum kalah bersaing dengan sudaco. Selain itu ada juga Bus merek Desa Maju dan Povri juga sudah tidak kelihatan di kota Medan



Selasa, 22 Januari 2013

MENGENANG KANTOR BUPATI DELI SERDANG

Sebelum Ibu kota Kabupaten Deli Serdang di pindahkan ke Lubuk Pakam, Kota Medan merupakan Ibukota Kabupaten Deli Serdang. Kantor Bupati Deli Serdang menempati Gedung Kerapatan yang berfungsi sebagai ruang kerja Sultan dan juga sebagai lembaga peradilan bagi orang-orang yang masa tidak tunduk kepada hkum kolonial Belanda. Gedung ini dibangun pada masa kekuasaan Sultan Ma'mun Al Rasyid Alamsyah pada tahun 1906. Gedung Balai Kerapatan terletak didepan Istana Maimun, tepatnya sekarang di Jalan Brigjen. Katamso, namun gedung ini sudah rata dengan tanah pada tahun 2004 oleh kebijakan Walikota Medan Abdillah.


Gbr. Kantor Bupati Deli Serdang Exs.Balai Kerapatan Sultan Deli

Pembangunan ini merupakan hasil dari investasi asing yang masuk ke Tanah Deli. Pembangunan Gedung Kerapatan ini menimbulkan kritikan pedas dari Surat Kabar Pertja Timor, yang membuat merah kuping Sultan sehingga mendatangi penulis Surat kabar Pertja Timor

Bangunan ini termasuk bangunan yang dilindungi oleh Peraturan daerah No. 6/1988 tentang pelestarian Bangunan dan lingkungan yang bernilai sejarah Arsitektur kepurbakalaan di Kota Medan.

Kamis, 17 Januari 2013

PASAR PETISAH

Semua orang pasti mengenalpasar petisah, khususnya penduduk kota Medan. Pasar ini banyak dikunjungi para pembeli dari berbagai daerah di Sumatera Utara, bahkan dari daerah luar Sumatera Utara untuk membeli oleh-oleh khas  kota Medan

Pasar ini awalnya terletak di Jalan WS.Parman simpang Majestik yang dikenal dengan Pajak Bundar yang dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Disebut pajak Bundar (pajak sebutan orang medan untuk pasar) pada tahun 1909.

Pada tahun 1974 pasar Bundar dipindahkan kelokasi sekarang, yang dulunya merupakan areal perkuburan etnis China. Areal perkuburan  etnis China dipindahkan ke Tanjung Morawa. 

Pasar ini dikenal kemudian dengan sebutan pasar petisah, karena terletak dikelurahan Petisah dan diresmikan oleh Walikota Medan Sukarni tahun 1975. Pasar ini direnovasi kembali tahun 2000 sehingga terlihat adanya perpaduan antara pasar tradisional dan moderen


MENARA PDAM TIRTANADI

                                                       Gbr. Menara PDAM Tirtanadi Tempo dulu

                                                    Gbr. Menara PDAM Tirtanadi Saat ini

Menara air milik PDAM Tirtanadi Medan yang terletak dijalan Sisingamangaraja IX Medan, merupakan salah satu icon kota Medan. Menara air ini didirikan tahun 1908 oleh perusahaan NV. Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih yang berpusat di Amsterdam, Belanda. Memiliki tinggi 42 meter dan berat 330 ton. Air bersih ini bersumber dari air pegunungan di dataran tinggi Karo dan dapat langsung diminum. Hanya saja air bersih ini hanya dapat dinikmati oleh penduduk kota medan dari gololongan menengah keatas, sedang golongan bahwa hanya memanfaatkan air sumur dan sungai untuk keperluan sehari-hari

Selasa, 15 Januari 2013

PERTOLONGAN KORBAN GIGTAN ULAR DAN LABA-LABA

Gigitan ular dan laba-laba , harus segera mendapat perawatan dengan serius karena bisa berakibat fatal. Tindakan P3K diperlukan , sebelum dibawa kerumah sakit atau klinik, untuk mendaptkan serum anti bisa. Tindakan yang cepat dan penting adalah :
Gejala-Gejala Utama
1. Gigitan ular dan laba-laba memiliki bekas luka yang jelas
2. Luka gigitan memerah,membengkak,berbuih atau tidak tanpak tanda-tana
3. Korban akan gelisah, pusing, penglihatan kabur, lemas, berkeringat,nyeri
4. Bisa timbul shock, bahkan mati suri
5. Terdapat ujung penyengat yang tertinggal untuk korban gigitan laba-laba
Yang Harus dilakukan
1. Periksa denyut nadi korban, pernapasan, bila perlu buat napas buatan
2. Ikat bekas luka dengan kain atau karet ban dengan kuat
3.Jaga kaki dan tangan korban tetap diam
4. Angkut korban sesegera mungkin
5. Angkuit korban sesegera mungkin dan bawa kerumah sakit agar mendapat pertolongan
6. Jangan mengiris bagian yang disengat atau digigit
7. Jangan mencuci bagian yang digigit